![]() |
MERUBAH ITU MULAI DARI DIRI SENDIRI |
Anakku, merubah itu mulai dari diri sendiri. Membangun atau memperbaiki itu mulai dari diri sendiri.
Merubah kehidupan itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Merubah keadaan itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Memperbaiki nasib itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Memperbaiki kehidupan itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Membangun negeri itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Merubah keadaan itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Memperbaiki nasib itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Memperbaiki kehidupan itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Membangun negeri itu mulai dari diri sendiri, ibdak binafsihi.
Dakwah untuk mengajak kebaikan itu kewajiban kita semua.
Ballighu anni walau ayah. (hadis)
Sampaikan dariku walau cuma satu ayat.
Tapi sebelum ayat tadi disampaikan, harus diamalkan lebih dulu.
Kaburo maktan indallohi antakulu, mala taf alun. (ayat)
Besar marah Alloh pada orang yang mengajak tapi belum amal.
- Merubah kehidupan dari luar itu gampang, tapi sulit terwujud.
Karena kita menuntut orang lain, untuk berubah lebih dahulu.
Merubah kehidupan dari dalam itu sulit, tapi akan mudah terwujud.
Karena kita menuntut diri kita sendiri, untuk berubah lebih awal.
- Negeri ini tidak kurang penceramah, tapi surplus penceramah.
Tapi negeri ini kekurangan panutan, defisit suri tauladan.
Dimana-mana, banyak penceramah yang mengajak kebaikan.
Dan dimana-mana pula, sedikit orang yang bisa lakukan kebaikan.
(FB Graha Pencerah Jiwa, Kamis, 08/06/2017, Abah)
Ballighu anni walau ayah. (hadis)
Sampaikan dariku walau cuma satu ayat.
Tapi sebelum ayat tadi disampaikan, harus diamalkan lebih dulu.
Kaburo maktan indallohi antakulu, mala taf alun. (ayat)
Besar marah Alloh pada orang yang mengajak tapi belum amal.
- Merubah kehidupan dari luar itu gampang, tapi sulit terwujud.
Karena kita menuntut orang lain, untuk berubah lebih dahulu.
Merubah kehidupan dari dalam itu sulit, tapi akan mudah terwujud.
Karena kita menuntut diri kita sendiri, untuk berubah lebih awal.
- Negeri ini tidak kurang penceramah, tapi surplus penceramah.
Tapi negeri ini kekurangan panutan, defisit suri tauladan.
Dimana-mana, banyak penceramah yang mengajak kebaikan.
Dan dimana-mana pula, sedikit orang yang bisa lakukan kebaikan.
Renungan:
Telor yang menetas atau pecah dari dalam, akan memunculkan kehidupan baru. Telor goreng atau dipecah dari luar, adalah lambang kepunahan dan kebinasaan. Satu persatu penceramah berjatuhan, karena hanya bisa ngomong tapi tidak melakukan.
Satu persatu motivator berguguran, karena indah kata-katanya tapi tidak indah perilakunya. Rosul saw itu bukan hanya seorang penceramah, tapi Beliau adalah uswatun hasanah, suri tauladan.
(FB Graha Pencerah Jiwa, Kamis, 08/06/2017, Abah)
0 Komentar