Pandai Mengeluh, Tak Pandai Bersyukur

10:28 AM
Pandai Mengeluh, Tak Pandai Bersyukur
Pandai Mengeluh, Tak Pandai Bersyukur

Anakku, manusia itu pandai mengeluh, tapi tidak pandai bersyukur.
Manusia itu mau yang enaknya saja, tidak mau yang tidak enak.
Manusia itu mestinya harus belajar syukur.
Agar nikmat ditambah oleh Alloh.
Manusia itu mestinya harus belajar tidak mengeluh.
Agar ujian tidak ditambah oleh Alloh.
Manusia itu mau enaknya saja, ya jelas itu tidak bisa.
Enak dan tidak enak, akan datang silih berganti, itulah dunia.
Ribuan nikmat Alloh turunkan dari langit, mereka tidak cari Alloh.
Sekali saja Alloh turunkan ujian dari langit, mereka salahkan Alloh.
Ribuan roti dilempar pada manusia, mereka tidak cari si pelempar.
Sebiji batu dilempar pada manusia, mereka mencari si pelempar.
Manusia itu pandai mengeluh, tapi tidak pandai tertawa.
Tawa dan tangis, akan datang silih berganti, itulah dunia.
Ketika ada cerita lucu yang diulang-ulang, mereka enggan tertawa.
Ketika ada cerita sedih diulang-ulang, mereka selalu menangis.
Kebahagiaan datang berulang kali, mereka anggap biasa.
Kesedihan datang sekali saja, mereka menangis tiada henti.

Renungan:

Manusia itu pandai mengingat derita, dan mengabaikan bahagia.
Itulah sebabnya Alloh menyembunyikan takdir. Apa yang akan terjadi ke depan, Alloh sembunyikan. Agar manusia bisa menikmati hidup, agar manusia bisa bahagia, dan agar manusia bisa tertawa.
Bila takdir manusia dibuka, tidak akan terdengar lagi tawa ria.
Bulan depan kau dapat uang satu milyar, kau akan tertawa riang.
Bulan berikutnya kau dapat rumah mewah, kau akan tertawa riang.
Bulan berikutnya lagi kau dapat mobil mewah, kau tertawa riang.
Bulan keempat, kau ditabrak truk, parah, kau akan diam membisu.
Andai musibah di bulan keempat dibuka diawal, kau tak bisa tawa.

(FB Graha Pencerah Jiwa, Jumat, 09/06/2017, Abah)
Previous
Next Post »
0 Komentar